Bandung Malam Hari
Kota mana lagi yang menyimpan begitu banyak kenangan seperti ini?
Tempat pertama kali aku menghirup udara bumi. Tempat pertama aku berpijak dengan topangan mama dan papa. Tempat pertama aku melihat kehidupan bukan hanya sebatas interaksi manusia, tapi juga alam semesta.
Tempat di mana malam harinya terasa berbeda. Tidak sunyi, tapi bisa untuk menyepi.
Bandung malam hari terasa syahdu. Aku yang manusia biasa ini dipaksa berjalan memasuki lorong waktu, melihat kembali kenangan yang selama ini disisipkan dalam hati.
Aku sengaja menyusuri jalan di mana masa kecilku banyak dihabiskan. Rumah kecil yang aku tinggali dari SD sampai SMP. Sudah hampir sepuluh tahun lalu, ya.
Aku berjalan di tempat biasanya ku menunggu mobil angkutan kota berwarna hijau. Masih terasa sama. Membayangkan betapa semangatnya wajahku di pagi hari, ingin segera bertemu dengan teman dan guru. Lalu, di siang hari yang sudah bau matahari, berlari-lari ingin segera menyantap makanan rumah.
Aku berjalan menuju tempatku sering membeli jajanan. Tetap terasa sama. Tempatnya, suasananya. Bahkan jiwa-jiwa kelaparan ingin jajan pun, masih sama. Aku berjalan menuju warung internet tempatku main yahoo messenger. Hehe sayang sekali, sudah tidak ada. Padahal dulu rajin sekali aku menyisihkan uang untuk online dua ribu per jam.
Aku mulai menyusuri jalan mendekati rumah, ternyata ada kedai kopi kecil. Ah, sudah pasti ada yang berubah.
Aku kembali berjalan, sambil tengok kanan-kiri. Melihat rumah-rumah tetangga yang satu persatu direnovasi. Rumah teman kecil yang setiap sore aku ‘samper’ untuk mengajaknya bermain. Berteriak namanya dari depan rumah dengan nada yang panjang.
Hingga akhirnya, aku sampai di tujuanku.
Rumahku dulu, tampak depannya masih sama. Aku mengingat betapa rumah kecil ini sudah didatangi banyak orang terdekatku, yang kini sudah berpencar di mana-mana. Aku mengingat dinding yang kucoret dengan pensil bertuliskan “Beby – 120cm”, tinggi badanku saat kelas satu SD. Aku mengingat diriku yang sudah punya kamar sendiri, tapi lebih senang tidur di sofa depan televisi.
Entahlah, Bandung yang dingin di malam hari pun terasa hangat. Perasaan ingin kembali, mengingat bahagianya masa kecil yang lugu. Tak seperti sekarang, hanya berjalan di jalanan ini saja, pikiranku sudah penuh ke sana kemari.
Bandung malam hari terasa syahdu. Aku mencintai kota ini, sebagai tempatku pulang, sekaligus mengenang
Jadi keinget Zaman SD, menyisihkan uang jajan buat main Rental PS. Dan jadi pengen ke Bandung euy.
Setiap kata nya berasa relate bgt sama kehidupan kecil ku juga… Thanks beb.. Makin lama bca tulisan2mu bikin aku semakin faham unt memaknai dan menghargai hidup tiap detiknya..
Dan di tanggal mu rilis tulisan Bandung ini adalah hari ulang tahun ku ke 29,ku anggap ini jg sebagai kado tamparan dari mu untuk ku agar lebih bisa lagi menjadi dewasa, menghargai setiap detik yang di punya hingga tak ada lagi 1 waktu pun yg terbuang sia2.. Sekali lagi Terimakasih Beby
Setiap tempat yang pernah disinggahin selalu punya kisah dan kenangan tersendiri. Ahh, masa kecil adalah momen yang paling dirindukan bukan?
Bandung adalah salah satu alasan sebuah kenangan ingin menetap, tak sekedar singgah sesaat
Ahh Beby punya sisi romantisme yg dalam.
❤
Selalu menunggu tulisan cerita-cerita mu ka Beby.. Suka banget dengan gaya tulisanmu ka.. Semangat yha nulisnya semoga keiinginan bisa buat buku bisa segera terwujudkan ❤️ Aminn..
Doa yang terbaik selalu menyertai mu ka ❤️
Malam sunyi
kembali ke ruang sepi
bersama bulan melihat yang terlewatkan.
Aku mulai menyelami tiap kata yang kau tuangkan, di kepalaku seolah tergambar masa kecil mu, wajah lugumu, cara mu berjalan dan cara mu memanggil teman mu di depn rumah ny…
Aku berfikir seandai nya aku berada di masa yang sama spertimu tempat yang sama sepertimu serta berada di kenganmu.
huu andai aku bisa melihatnya
Huaa jadi keinget zaman pas masih jadi bocah, Sering-sering upload ceritanya ka beby
Kota kelahiran memang selalu menghadirkan banyak ingatan. tak perlu dijemput, ia otomatis hadir sendiri, tanpa diundang.
Aku tidak ingat bagaimna masa kecilku berjalan. Aku tidak mengingat dimna pertama kali kaki ku berpijak.
Aku tidak mengingat masa kecil ku bermain dengan siapa. Namun ada hal yang aku ingat dan ingin aku ceritakan, tpi tidak di tempat ini. Tunggu ya.
Ak
Aku tidak ingat bagaimna masa kecilku berjalan. Aku tidak mengingat dimna pertama kali kaki ku berpijak.
Aku tidak mengingat masa kecil ku bermain dengan siapa. Namun ada hal yang aku ingat dan ingin aku ceritakan, tpi tidak di tempat ini. Tunggu ya.
Setelah membaca ini , teringat memori masa itu.
Melihat tempat yang sering dikunjungi saat masa kecil memang selalu membawa memori, entah manis atau pahit namun selalu mengesankan bukan?
Kota kelahiran
atau
kampung halaman….
selalu mengharukan sebagai kenangan.
Tempat memulai langkah,
mengenal teman-teman yang ada di dekat rumah
maupun di sekolah.
Jajan untuk dibagi atau dinikmati sendiri. Terkadang menahan diri karena belum punya uang sendiri lalu menyenggol teman dengan harapan akan dibagi. Hihi.
Tentu saja semua layak diingat dan jalannya bisa dilewati kembali. Siapa yang tahu, masih ada yang mengenali.
“Woi, kamu kapan kembali kesini? Kok gk bilang-bilang sih!”
😀
Kampung halaman selalu tak lupa memberikan kita kenangan berharga dengan cerita panjang nya. Setiap meter jalan yang selalu memiliki kenangannya sendiri.
Ahh masa kecil memang lah masa yang selalu membuat kita ingin mengulang kembali masa lalu, saat dimana bermain tanpa beban pikiran, sedikit nya tanggung jawab yang dipikul, dan saat dimana kita memimpikan banyak hal
Jadi kangen temen temen main dulu. “Hai apa kabar kalian disana ?”
Tempat masa kecil memang tempat yg paling membuat Kita bernostalgia,
Di saat Diam di tempat sambil meliht2 dan menutup mata sejenak di stu Bayanan masa kecil terlihat Nampak Indah
Memang benar apa kata banyak orang, dimanapun kakimu berpijak pasti akan kembali ketempatmu berasal, entah sejauh apapun, sebanyak apapun kamu singgah di kota orang rasa ingin kembali kerumah adalah rasa ternyaman karena ingatan atau kenangan dan rasa hangat itu sendiri. Kita seperti dipaksa untuk kembali kebelakang ya kak. Walaupun tak berada dalam keadaan yang sama tapi dalam tulisanmu menggambar suasana yang membuatku ikut merasakan. Membayangkan Kota Bandung bersama dirimu dan seisinya. Terimakasih
Semoga ada part lanjutan dari tulisan ini
Bandung memang bikin kangen. Sepertinya tulisan ini bakal ada lanjutannya ya, Beb?
Rumah tempat terindah untuk pulang dan beristirahat
Seberapa jauh pun kita berada,kampung halamanlah yang akan selalu di rindukan,tempat di mana kita akan pulang dan kembali.
Terimakasih Beb,
Baca tulisanmu yang satu ini, bikin aku jadi mengingat semua kenangan masa kecilku. Gak kerasa, udah 15tahun aku hidup di perantauan. Sudah banyak fase terlewati, sesekali terlintas niatan untuk pulang, tapi semua sudah berubah. Aku sudah tidak lagi mengenali kampung halamanku, perputaran waktu terasa begitu cepat. Kondisi rumah, jalanan, sekolah, semuanya memang sudah berubah, tapi kenangan itu akan tetap sama.
Maaf malah jadi ngelantur…
“Mungkin Bandung diciptakan ketika tuhan sedang tersenyum, Mungkin.”
-Pidi Baiq
Tuhan
Kenapa aku tidak lahir di bandung
Dan berharap satu sekolah denganmu
…ingin ke Bandung…
Terasa seperti masuk lorong waktu, membayangkan seperti apa Beby ketika itu sambil mengingat diriku yg dulu secara bersamaan karena memang perbedaan usia yang tidak terlalu jauh jadi membuatnya cukup relatable aja, dan Bandung adalah sebuah saksi bisu dimana aku tumbuh dan berkembang, menjadi sebuah tujuan dan tempat tinggal sekaligus, sampai sekarang aku masih di Bandung dan mungkin akan tetap di Bandung. Bandung ku adalah Bandung yang aman, nyaman dan menyenangkan, dan malam hari adalah waktu dimana aku mengenang Bandung ku ketika aku masih kanak – kanak dengan beribu kebahagiaan didalamnya.
Bandung, tempat istirahat terbaik pas penat kerja emang. Pohon Beringin di Jalan Bangbayang Dago jadi saksi perjuangan selama berjuang di Bandung, hahha…
Ah, Beby, bikin kangen Bandung aja.
Membaca tulisanmu jadi ada rasa hangat yang merambat di dadaku. Hangat yang hadir dari ingatan dengan sebuah konsep rumah, dengan sebuah konsep pulang. Masa kecil yang kamu paparkan, terbayang dan terasa dekat olehku. Dari jajanan, warnet, hingga lebih memilih tidur di sofa daripada di kasur. Terima kasih Beb, hangatnya tulisanmu sudah memelukku malam ini. Terima kasih.
Bandung memang punya kenangan tersendiri. Beberapa kali kesana dan masih pengen kesana lagi untuk mengingat jejak-jejak yang tinggal kenangan hari ini. Baca tulisan Beby, saya bisa membayangkan Beby kecil yang ceria seperti menonton sebuah film lama. Nice post, Beb!